Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji
syukur kami panjatkan kehadlirat Alloh SWT atas segala rahmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah berjudul “SUMPAH PEMUDA DAN BANGKITNYA NASIONALISME INDONESIA’’
Kegiatan penyusun
makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi
siswa-siswi MAN 1
JEPARA
Kami menyadari bahwa
penyusunan tugas ini jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca semuanya.
Akhirnya semoga
makalah ini bermanfaat, diridhoi oleh Allah SWT dan dapat menemani kami untuk
meraih prestasi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perasaan akan
timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama, bukan secara
tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum bersifat
nasional. Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua wilayah
Nusantara baru muncul sekitar awal abad XX.
Timbulnya pergerakan
nasional Indonesia di samping disebabkan oleh kondisi dalam negeri, juga ada
faktor yang berasal dari luar (ekstern) seperti, Kemenangan Jepang atas Rusia.
Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa
kulit putih) menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok
kulit berwarna. Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan
sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan
antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam
peperangan itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para
pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
Nasionalisme
atau kesadaran nasional
didefinisikan sebagai kesadaran keanggotaan suatu
bangsa yang secara bersama - sama mencapai, mempertahankan, mengisi kekuatan
bangsa itu. Kesadaran nasional pertama kali setelah munculnya Budi Utomo dan
penderitaan rakyat Indonesia yang dijajah oleh penjajah.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut di atas, masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai
berikut.
1. Apa itu kebangkitan
nasional dan kesadaran kebangsaan ?
2.
Apa saja pengaruh
imperialisme dan kolonialisme barat di Indonesia ?
3. Apa penyebab munculnya
pergerakan di Indonesia ?
4. Bagaimana peristiwa
Sumpah Pemuda pada era pergerakan ?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan
masalah tersebut di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Mendefinisikan
kebangkitan nasional dan kesadaran kebangsaan.
2.
Mendeskripsikan
pengaruh imperialisme dan kolonialisme barat di Indonesia.
3.
Mendeskripsikan
Penyebab munculnya pergerakan di Indonesia.
4.
Mendeskripsikan
peristiwa Sumpah Pemuda pada era pergerakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kebangkitan Nasional dan
Kesadaran Kebangsaan
Kebangkitan Nasional
adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan
Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik
Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan
Jepang. Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi
Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini
merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa
Multatuli.
Tokoh-tokoh yang
mempolopori Kebangkitan Nasional, antara lain yaitu :
1.
Sutomo
2.
Ir. Soekarno
3.
Dr. Tjipto
Mangunkusumo
4.
Raden Mas Soewardi
Soerjaningrat (EYD : Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hajar
Dewantara)
5.
dr. Douwes Dekker, dan
lain-lain.
Asal usul Kebangkitan
Nasional
Pada tahun 1912
berdirilah Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische
Partij. Pada tahun itu juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di
Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo
dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.
Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi
Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada
tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi
dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi
pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Suwardi Suryaningrat
yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens
Nederlander was" ("Seandainya aku seorang Belanda"), pada
tanggal 20 Juli 1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda
merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan
inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan
ke Banda dan Bangka, tetapi karena "boleh memilih",
Terbentuknya Kesadaran
Nasional
Nasionalisme
atau kesadaran nasional
didefinisikan sebagai kesadaran keanggotaan
suatu bangsa yang secara bersama-sama mencapai, mempertahankan, mengisi
kekuatan bangsa itu. Kesadaran nasional pertama kali setelah munculnya Budi
Utomo dan penderitaan rakyat Indonesia yang dijajah oleh penjajah.
Pengaruh perluasan
kekuasaan kolonial, perkembangan pendidikan Barat, dan pendidikan
Islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia :
1.
Pengaruh
perluasan kekuasaan kolonial
Barat. Pada mulanya kolonial
Barathanya ingin mendominasi
perekonomian lama kelamaan
kolonial Baratmenguasai politik dan ekonomi. Akibatnya seluruh
politik dan ekonomi Indonesiadirampas oleh
kolonial Barat. Penjajahan dan
penindasan inilah yangmenyebabkan kesadaran Bangsa
Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahdengan cara berjuang.
2.
Pengaruh perkembangan
pendidikan Barat. Sejak abad ke-19 pemerintah Belanda secara lambat laun
membuat sekolah-sekolah. Pendidikan itu ternyata begitu menarik bagi pemuda
Indonesia. Selain lembaga pendidikan kolonial ada juga lembaga pendidikan
swasta yaitu Taman Siswa, Muhamadiyyah, Missi, dan Zending. Lembaga-lembaga
itulah yang kemudian menghasilkan tokoh-tokoh nasional yang memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.
3.
Pengaruh pendidikan
Islam. Sekolah-sekolah yang
didirikan organisasi Islam seperti
Muhamadiyyah bersifat Modern
karena proses pembaharuan namun masih
bersifat Islami. Artinya ilmu pengetahuan modern dipadu dengan ajaran
Islam.
Peranan golongan
terpelajar, Profesional dan pers dalam menumbuh kembangkan kesadaran Nasional
Indonesia.
1.
Peranan kaum
terpelajar dan kaum professional. Salah satu penyebab tumbuhnya penyebab
Nasionalisme adalah kesadaran akan kesamaan politik yang disebabkan oleh
penjajahan oleh bangsa lain atau oleh penguasa yang otoriter. Para kaum pelajar
yang terpelajar membentuk berbagai organisasi yaitu :
a.
Boedi Oetomo.
Didirikan tahun 1908 yang dipelopori oleh Dr. Soetomo. Organisazi ini banyak
bergerak dibidang sosial, ekonomi,dan pendidikan.
b. Indishe Partij.
Didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh Tiga Serangkai yaitu:
Douwes Dekker,Ki Hajar Dewantara,Dr. Cipto Mangunkusumo. Semboyannya “Indonesia
Lepas Dari Belanda”. Tujuannya membangun rasa cinta terhadap bangsa dan tanah
air Indonesia.
c.
Perhimpunan Indonesia.
Organisasi ini adalah sebuah organisasi pelajar2 Hindia yang didirikan di
Belanda. Berjuang utntuk kemerdekaan Indonesia. Ketua Moh. Hatta.
d. Partai Komunis
Indonesia. Partai ini juga memperjuangkan Indonesia tetapi bersifat komunis
atau tidak mengakui adanya Tuhan.
e.
Partai Nasional
Indonesia. Dalam kongresnya, PNI sepakat untuk memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia.
2.
Peranan Pers. Dalam
sejarah dunia, pers sangat penting karena dapat mempengaruhi pendapat atau
opini Publik,mendorong terjadinya perubahan dalam masarakat,menjadi sarana
propaganda yang efektif, perhatian masyarakat meluas melampoi batas. Hal ini
dipengaruhi oleh berkembangnya alat komunikasi yang semakin canggih.
a.
Pers dan pergerakan
nasional. Surat kabar dari Indonesia berisi tentang ajakn bangsa Indonesia
untuk memerdekakan Indonesia. Salah satu tokohnya adalah Abdul Rivai.
b. Pers dan peranan kaum
terpelajar. Keterkaitannya adalah: Satu, kaum terpelajar dan professional dalah
kelompok masyarakat Indonesia ayang pertama kali memahami dan menyadari nasib
buruk bangsanya. Kedua, pers juga berperan penting sebagai pihak yang membawa
ide-ide kemerdekaan.
Perkembangan
pergerakan nasional dari yang bersifat etnik, kedaerahan, keagamaan, sampai
dengan terbentuknya nasionalisme Indonesia
1.
Organisasi pergerakan
yang bersifat etnik, kedaerahan. Pada umumnya organizazi ini didirikan di
daerah2 masing-masing oleh para pemuda. Contohnya:
a.
Tri Koro Dharmo.
Berdiri pada 9 Maret 1915. Tri Koro Dharmo artinya tiga tujuan mulia.
b. Jong Java. Berdiri
tahun 1918 yang merupakan reinkarnasi dari Tri Koro Dharmo.
c.
Jong Sumatranen Bond.
Organisasi yang dipelopori oleh pemuda Sumatra pada 9 Desember 1917.
d. Jong Minahasa. Pada
tahun 1918 pemuda Sulawesi Utara juga mendirikan organisasi ini.
e.
Jong Celebez. Adalah
organisasi pemuda pelajar yang berasal dari Sulawesi.
2.
Organisasi pergerakan
yang bersifat Keagamaan.
a.
Serekat Dagang
Islam(SDI). Didirikan oleh Haji Samanhudi tahun1911 di Solo.Memiliki cirri
keislaman dan ekonomis. Tujuan didirikan organisasi ini melindungi dan menjamin
kepentingan pedagang muslim terhadap persaingan Negara Cina.
b. Serikat Islam.
Organisasi ini merupakan reinkarnasi dari Serikat Dagang Islam yangh didirikan
oleh HOS. Cokroaminoto tahun 1911.
c.
Muhamadiyyah.
Dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912. organisasi ini banyak
bergerak dibidang pendidikan, sosial, ekonomi.
d. Nahdatul Ulama(NU).
Didirikan pada tahun 1926 oleh KH. Hasjim Asj’ari. Tujuan memperyahankan
kepentingan kaum muslim tradisional.
Peran manifesto
politik 1925, kongres pemuda 1928, kongres perempuan pertama dalam proses
pembentukan identitas kebangsaan Indonesia.
1.
Manifesto Pilitik
1925. Pada tahun 1925 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan suatu pernyataan
politik yang kemudian dikenal dengan Manifesto Politik (Manipol). Isinya: PI
tetap menggunakan nama Indonesia sekaligus memakai nama Belanda yaitu
Indonesische Vereeniging sebagai nama perkumpulannya.
2.
Kongres Pemuda 1928.
Pada kongres pemuda 1928 para pemuda mengeluarkan sebuah Sumpah yaitu Sumpah
Pemuda. Kongres ini WR. Supratman dengan gesekan biolanya memeperdengarkan lagu
Indonesia Raya.
B. Pengaruh Imperialisme
dan Kolonialisme Barat di Indonesia
Dampak Politik,
Sosial, Ekonomi, dan Budaya dari keberadaan Kolonialisme dan Imperialisme Barat
di Indonesia, sebagai berikut :
1.
Perubahan dalam Bidang
Politik
a. Baik Daendels maupun
Raffles telah meletakkan dasar pemerintahan modern.Para Bupati dijadikan
pegawai negeri dan diberi gaji, padahal menurut adat, kedudukan bupati adalah
turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat.Bupati telah menjadi alat
kekuasaan pemerintah kolonial. Pamog praja yang dulu berdasarkan garis
keturunan diubah menjadi sistem kepegawaian.
b. Jawa menjadi pusat
pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf.
c. Hukum yang dulu
menggunakan hukum adat diubah menggunakan sistem hukum barat modern.
d. Belanda dan Inggris
juga melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, misalnya soal pergantian
tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia.Akibatnya
peranan elite kerajaan berkurang dalam bidang politik, bahkan kekuasaan pribumi
mulai runtuh.
2.
Perubahan dalam dalam
Bidang Sosial
a. Pembentukan status
sosial dimana yang tertingi adalah Eropa lalu Asia dan Timur Jauh yang terakhir
kaum Pribumi.
b. Terjadinya penindasan
dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia,
Seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam lingkungan istana menjadi
sanga sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut secara
perlahan-lahan digantikan oleh tradisi pemerintah belanda.
c. Daerah Indonesia
terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman. Kemunduran
perdagangan di laut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di
pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk/patuh pada
tuan tanah Barat/Timur Asing. Sehingga kehidupan penduduk Indonesia megalami
kemerosotan.
3.
Perubahan dalam Bidang
Ekonomi
a. Belanda membuka
tambang minyak bumi di Tarakan Kaltim.
b. Belanda membangun rel
kereta api untuk memperlancar arus perdagagngan.
c. Liberialisme ekonomi.
d. Eksploitasi ekonomi,
monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan nusantara di panggung
perdagangan internasional. Peranan syah bandar digantikan oleh para pejabat
Belanda.
Kebijakan tanam paksa
sampai sistem ekonomi liberal menjadikan Indonesia sebagai penghasil bahan
mentah. Eksportirnya dilakukan oleh bangsa Belanda, pedagang perantara dipegang
oleh orang timur asing terutama bangsa Cina dan bangsa Indonesia hanya menjadi
pengecer, sehingga tidak memiliki jiwa wiraswasta jenis tanaman baru serta cara
memeliharanya.
Dengan dilaksanakannya
politik pintu terbuka, maka pengusaha pribumi yang modalnya kecil kalah
bersaing sehingga gulung tikar.
Perkebunan di Jawa
berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga kerja sehingga dilakukan
program transmigrasi.
Untuk mendukung
program penanaman modal Barat di Indonesia pemerintah Belanda membangun :
Irigasi, waduk, jalan raya, jalan kereta api dan pelabuhan. Untuk pembangunan
tersebut digunakan tenaga secara paksa dengan sistem rodi (kerja paksa).
Dengan memperkenalkan
sistem sewa tanah, terjadi pergeseran dari sistem ekonomi barang ke sistem
ekonomi uang yang juga menyebar di kalangan petani.
4.
Perubahan dalam Bidang
Budaya
a. Tindakan pemerintah
Belanda untuk menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan menjadikan
mereka pegawai pemerintah, merutuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi.
b. Upacara dan tatacara
yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan dengan demikian ikatan
tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.
c. Dengan merosotnya
peranan politik maka para elit politik baik raja maupun bangsawan mengalihkan
perhatiannya ke bidang seni budaya. Contoh Paku Buwono V memerintahkan
penulisan serat Centhini, R.Ng Ronggo Warsito menyusun Kitab Pustakaraya Purwa,
Mangkunegara IV menyusun kitab Wedatama dan lain-lain.
d. Budaya Barat
berkembang secara meluas, bahkan merusak sendi-sendi kehidupan budaya
tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Sebagai contohnya, kebiasaan
minum minuman keras yang dilakukan oleh golongan bangsawan. Kebiasaan tersebut
bukan milik asli bangsa Indonesia, tetapi kebiasaan yang berlaku di kalangan
bangsa Barat yang dibawa oleh para penjajah (Westernisasi menyebar lewat jalur
pendidikan dan pemerintahan).
e. Birokrat menggunakan
bahasa belanda sebagai simbol status mereka.
f. Masuknya agama
katholik dan protestan.
C. Munculnya Pergerakan
di Indonesia
Faktor Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia
1.
Faktor Ekstern
a) Munculnya kesadaran
tentang pentingnya semangat kebangsaan, semangat nasional, perasaan senasib
sebagai bangsa terjajah, serta keinginan untuk mendirikan negara berdaulat
lepas dari cengkeraman imperialisme di seluruh negara-negara jajahan di Asia,
Afrika, dan Amerika Latin pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
b) Fase tumbuhnya anti
imperialisme tersebut berkembang bersamaan dengan atau dipengaruhi oleh
lahirnya golongan terpelajar yang memperoleh pengalaman pergaulan internasional
c) Paham-paham tersebut
pada dasarnya mengajarkan tentang betapa pentingnya persamaan derajat semua
warga negara tanpa membedakan warna kulit, asal usul keturunan, dan perbedaan
keyakinan agama. Paham tersebut masuk ke Indonesia dan dibawa oleh tokoh-tokoh
Belanda yang berpandangan maju, golongan terpelajar Indonesia yang memperoleh
pendidikan Barat, serta alim ulama yang menunaikan ibadah haji dan memiliki
pergaulan dengan sesama umat muslim seluruh dunia.
d) Perang Dunia I
(1914-1919) telah menyadarkan bangsa-bangsa terjajah bahwa negara-negara
imperialis telah berperang di antara mereka sendiri. Perang tersebut merupakan
perang memperebutkan daerah jajahan. Tokoh-tokoh pergerakan nasional di Asia,
Afrika dan Amerika Latin telah menyadari bahwa kini saatnya telah tiba bagi
mereka untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah yang sudah lelah berperang.
e) Munculnya rumusan
damai mengenai penentuan nasib sendiri (self determination) Presiden Amerika
Serikat Woodrow Wilson pasca perang dunia I disambut tokoh-tokoh pergerakan
nasional Indonesia sebagai pijakan dalam perjuangan mewujudkan kemerdekaan.
f)
Lahirnya komunisme
melalui Revolusi Rusia 1917 yang diikuti dengan semangat anti kapitalisme dan
imperalisme telah mempengaruhi tumbuhnya ideologi perlawanan di negara-negara
jajahan terhadap imperialisme dan kapitalisme Barat. Konflik ideologi dunia
antara kapitalisme atau imperialisme sosialisme atau komunisme telah memberikan
dorongan bagi bangsa-bangsa terjajah untuk melawan kapitalisme atau imperialisme
Barat.
g) Munculnya nasionalisme
di Asia dan di negara-negara jajahan lainnya di seluruh dunia telah mengilhami
tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan
Belanda. Kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905 telah memberikan keyakinan bagi
tokoh nasionalis Indonesia bahwa bangsa kulit putih Eropa dapat dikalahkan oleh
kulit berwarna Asia. Demikian juga, model pergerakan nasional yang dilakukan
oleh Mahatma Gandhi di India, Mustapha Kemal Pasha di Turki, serta Dr. Sun Yat
Sen di Cina telah memberikan inspirasi bagi kalangan terpelajar nasionalis
Indonesia bahwa imperialisme Belanda dapat dilawan melalui organisasi modern
dengan cara memajukan ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, dan politik pada
bangsa Indonesia terlebih dahulu sebelum memperjuangkan kemerdekaan.
2.
Faktor Intern
a) Penjajahan
mengakibatkan terjadinya penderitaan rakyat Indonesia yang tidak terkira.
Sistem penjajahan Belanda yang eksploitatif terhadap sumber daya alam dan
manusia Indonesia serta sewenang-wenang terhadap warga pribumi telah
menyadarkan penduduk Indonesia tentang adanya sistem kolonialisme dan
imperialisme Barat yang menerapkan ketidaksamaan dan perlakuan yang
membeda-bedakan (diskriminatif).
b) Kenangan akan kejayaan
masa lalu. Rakyat Indonesia pada umumnya menyadari bahwa mereka pernah memiliki
negara kekuasaan yang jaya dan berdaulat di masa lalu (Sriwijaya dan
Majapahit). Kejayaan ini menimbulkan kebanggaan dan meningkatnya harga diri
sebagai suatu bangsa. Oleh karena itu, rakyat Indonesia berusaha untuk
mengembalikan kebanggaan dan harga diri sebagai suatu bangsa tersebut.
c) Lahirnya kelompok
terpelajar yang memperoleh pendidikan Barat dan Islam dari luar negeri.
Kesempatan ini terbuka setelah pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-20
menjalankan Politik Etis (edukasi, imigrasi, dan irigasi). Orang-orang
Indonesia yang memperoleh pendidikan Barat berasal dari kalangan priyayi
abangan yang memiliki status bangsawan. Sebagian lainnya berasal dari kalangan
priyayi dan santri yang secara sosial ekonomi memiliki kemampuan untuk
menunaikan ibadah haji serta memperoleh pendidikan tertentu di luar negeri.
d) Lahirnya kelompok
terpelajar Islam telah menyadarkan bangsa Indonesia terjajah yang sebagian
besar penduduknya beragama Islam. Kelompok intelektual Islam telah menjadi
agent of change atau agen pengubah cara pandang masyarakat bahwa nasib bangsa
Indonesia yang terjajah tersebut tidak dapat diperbaiki melalui belas-kasihan
penjajah seperti Politik Etis misalnya. Nasib bangsa Indonesia harus diubah
oleh bangsa Indonesia sendiri dengan cara memberdayakan bangsa melalui
peningkatan taraf hidup di bidang ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya.
e) Menyebarnya
paham-paham baru yang lahir di Eropa, seperti demokrasi, liberalisme,
sosialisme, dan komunisme di negeri jajahan (Indonesia) yang dilakukan oleh
kalangan terpelajar.
f)
Muncul dan
berkembangnya semangat persamaan derajat pada masyarakat Indonesia dan
berkembang menjadi gerakan politik yang sifatnya nasional. Tindakan pemerintah
kolonial yang semakin represif seperti pembuangan para pemimpin Indische
Partiij pada 1913, ikut campurnya Belanda dalam urusan internal Sarekat Islam,
dan penangkapan tokoh-tokoh nasionalis telah menimbulkan gerakan nasional untuk
memperoleh kebebasan berbicara, berpolitik, serta menentukan nasib sendiri
tanpa dicampuri pemerintah kolonial Belanda.
D. Peristiwa Sumpah
Pemuda
Ketika Budi Utomo
terbentuk pada tanggal 20 Mei 1908, organisasi ini dipandang sebagai organisasi
yang mampu menjadi wadah aspirasi para pemuda. Namun setelah terselenggaranya
Konggres Budi Utomo yang I, peranan para pemuda didalamnya justru melemah, hal
ini karena dalam kepengurusan Budi Utomo banyak didominasi oleh para pegawai negri
dan pensiunan.
Pada tahun 1915,
berdirilah sebuah organisasi kepemudaan yang bernama TRI KORO DARMO,yang
memiliki tujuan :
1. menjalin persatuan diantara
para siswa sekolah menengah dan kejuruan
2. memperluas pengetahuan umum
bagi para anggotanya
3. membangkitkan rasa cinta
terhadap bahasa dan budaya sendiri
Keanggotaan Tri
Koro Darmo adalah para pemuda yang berasal dari Jawa, Madura, Sunda, Bali dan
Lombok. Nama Tri Koro Darmo akhirnya berubah menjadi “Jong Java”. Kelahiran
Jong Java akhirnya disusul dengan kelahiran organisasi organisasi kepemudaan di
daerah lainnya, antara lain Jong Islamienten Bond, Jong Cilebes, Jong
Minahasa, Jong Ambon, Jong Batak dll.
Sejak tahun 1926 mulai
terlihat adanya kecenderungan penyatuan organisasi organisasi pemuda yang telah
ada, disamping itu mereka juga mulai memasuki kegiatan politik nasional, hal
ini disebabkan karena semakin tebalnya jiwa kebangsaan bagi pemuda. Gejala ini
ditandai dengan lahirnya beberapa organisasi pemuda yang bersifat nasional dan
langsung memasuki gelanggang politik, yaitu :
1.
Perhimpunan Pelajar
Pelajar Indonesia (PPPI), yang bertujuan “menggalang persatuan dari seluruh
organisasi pemuda untuk berjuang bersama sama melawan penjajah Belanda”. PPPI
berfikir bahwa tujuannya akan tercapai apabila sifat kedaerahan dihilangkan.
2.
Pemuda Indonesia (PI),
yang bertujuan “memperkuat dan memperluas ide kesatuan nasional Indonesia” PI
berfikir bahwa tujuannya akan tercapai dengan jalan mendirikan organisasi
organisasi kepanduan dan mengadakan kerjasama dengan organisasi yang lain.
PPPI dan PI adalah dua
organisasi pemuda yang mempelopori diselenggarakannya Konggres Pemuda I dan
Konggres Pemuda II.
Konggres Pemuda I
Diselenggarakan pada
tanggal 30 April – 2 Mei 1926, di Jakarta, dan diketuai oleh Muhammad Tabrani
dengan dihadiri beberapa tokoh pemuda, dengan dua keputusan penting, yaitu :
1.
semua perkumpulan
pemuda bersatu dalam wadah organisasi “Pemuda Indonesia”
2.
mempersiapkan
pelaksanaan Konggres Pemuda II
Konggres Pemuda II
Seusai Konggres Pemuda
I, para pemuda semakin menyadari bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia hanya
akan dicapai melelui.ersatuan. Pada tahun 1928 alam pikiran pemuda Indonesia
sudah mulai dipenuhi oleh jiwa persatuan, rasa bangga dan rasa memiliki cita
cita yang tinggi, yaitu Indonesia merdeka
Peristiwa sejarah
Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi
Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah
Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan
Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap
tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II
dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan
Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh
wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi
kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond,
Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa
seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien
Kwie.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Seakan-akan,
nasionalisme menjadi harga mati. Jika tidak nasionalis, maka pasti akan
diidentikkan dengan konotasi yang buruk. Padahal kita perlu menelusuri, dalam
tataran prakteknya, seringkali orang-orang yang mempropagandakan nasionalisme
itu kurang atau tidak nasionalis. Sebagai contoh : berperilaku hedonis dan
ke-barat-baratan, menjual aset-aset sumber daya alam khususnya sumber energi
dan pangan yang strategis kepada pihak asing namun justru sibuk-sibuk mencari
sumber daya alternatif ketika sumber daya alam tersebut sudah dirampok.
Lagipula, sistem nasionalisme dan nation-state dianggap dunia Barat sudah tidak
terlalu relevan lagi terbukti dengan adanya Uni Eropa yang berbentuk
region-state.
Pahit getirnya
perjuangan bangsa Indonesia jauh sebelum 1908 mencatat begitu banyak kenangan
berharga dan begitu banyak kenangan yang mengharukan, semua ini membangkitkan
kebanggaan pada kita semua selaku generasi penerus dan tempat kita bercermin,
tentang apa yang akan kita perbuat pada masa yang akan datang.
B.
Saran
Dari pembahasan
mengenai kebangkitan nasional dan kesadaran kebangsaan Indonesia, kita semua
selaku generasi penerus, hal ini dapat membuat kita bercermin tentang apa yang
akan kita perbuat pada masa yang akan datang.
Sebaiknya kita semua
meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia demi kemajuan
bangsa, cintai produk Indonesia, dan menjadi pelajar berprestasi.
0 komentar