Showing posts with label sejarah. Show all posts
Showing posts with label sejarah. Show all posts

Tuesday, May 29, 2018

Sejarah Dan Makna Kesaktian Pancasila


Sebagai orang Indonesia, sudah suatu kewajiban mengenal dan memahami secara menyeluruh tentang dasar negaranya sendiri. Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan ini harga mati, suatu titik puncak konstitusi yang dirumuskan oleh para petinggi Indonesia (Panitia Sembilan) menjelang deklarasi kemerdekaan Indonesia.
Sebelum melangkah lebih jauh, yang perlu dipahami sebelumnya adalah, Hari kesaktian Pancasila berbeda dengan kelahiran Pancasila. Secara resmi, hari kelahiran Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni, sedangkan kesaktian Pancasila diperingati pada 1 Oktober.
Kelahiran Pancasila dikemukakan oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya. Pada saat itu Pancasila memiliki dasar-dasar diantaranya; Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau Peri-Kemanusiaan; Mufakat atau Demokrasi, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan Sosial; Ketuhanan.
Butir-butir Pancasila memiliki banyak revisi dan perubahan sebelum menjadi seperti sekarang. Awalnya hari kelahiran Pancasila hanya dikenali oleh segelintir ahli ilmu sosial semata, namun tentu sekarang sudah jauh berbeda khususnya setelah Presiden Joko Widodo mendeklarasikannya sebagai hari libur nasional, dan mulai diberlakukan pada tahun 2017.
Sedangkan sejarah hari kesaktian Pancasila diawali oleh Insiden yang terjadi pada 30 September 1965 yang dikenal dengan gerakan 30 September (G30S/PKI). Insiden ini sendiri masih mengundang perdebatan oleh kalangan kaum sejarawan mengenai siapa sebenarnya sosok dibalik layar kericuhan yang berupaya menggantikan Pancasila dengan unsur komunis.
Saat itu, enam orang Jendral dan satu orang kapten beserta beberapa orang terkait dibantai dan dibunuh oleh oknum tertentu sebagai upaya melakukan kudeta. Peristiwa berdarah ini akhirnya mampu diredam oleh pihak militer Indonesia. Pemerintah selanjutnya (masa orde baru) mendeklarasikan 30 September sebagai hari peringatan G30S/PKI dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Makna kesaktian itu sendiri mengindikasikan bahwa Pancasila tetap kokoh (sakti) setelah mengalami gejolak hebat oleh oknum yang berupaya menggantikannya. Sehingga dengan adanya hari Kesaktian Pancasila diharapkan dapat memperkuat jiwa nasionalisme bangsa Indonesia bahwa Pancasila merupakan harga mati yang tidak boleh digantikan sampai kapanpun.
sumber : aceh.net
Read more

Saturday, May 26, 2018

Biografi Abu Bakar As - Shiddiq


Namalengkapnyaadalah 'Abdullah bin 'Utsman bin Amir bi Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Tayyim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Quraisy.
Bertemu nasabnya dengan nabi pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai, dan ibu dari abu Bakar adalah Ummu al-Khairsalma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim.
Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istriNabi Muhammad.Nama yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hambaKa'bah'), yang kemudian diubah oleh Muhammad menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Muhammad memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkatabenar') setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa IsraMi'raj yang diceritakan oleh Muhammad kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq".

Proses terpilihnya Abu Bakar ash-Shiddiq RA menjadi kholifah

Pasca meninggalnya Rasulullah SAW, kaum Anshar (pendudukasliMadinah), berkumpul di Saqifah bani Saa’idah. Bukan sekadar berkumpul, tapi mereka sedang mendulang dukungan  kepada Sa’ad bin Ubaidah RA sebagai pimpinan, menggantikan Nabi. Peristiwa tersebut didengar oleh Umar bin Khaththab. Umar lalu memberitahukan kepada Abu Bakar ash-Shiddiq. Lalu, Umar dan Abu Bakar mengajak Abu Ubaidah RA menuju ke Saqifah bani Saa’idah.

Sesampainya di sana, jumlah umat semakin banyak, dan di depan umatitulah Abu Bakar  berpidato agar umat memilih Umar atau Abu Ubaidah. Tapi keduanya menolaknya .Bahkan Umar dan Abu Ubaidah bersepakat untuk membaiat Abu Bakar.Belum juga mereka  menjabat tangan Abu Bakar, Basyir bin Sa’ad yang berasal dari kaum Anshar, menjabat tangan Abu Bakar dan langsung membaiatnya. Dari sini  lalu khalayak membaiat Abu Bakar, baik dari kalangan Anshar, Muhajirin, dan tokoh Islam lainnya.Abu Bakar tidak lagi sanggup menolak amanah yang di berikan umat kepadanya.

Alasan alas an sahabat muhajirin menjadi kholifah pasca Rasulullah

1. Beliau salah satu Sahabat dekat Rasul 
2.
Beliau pernah menggantikan Rasulullah menjadi Imam dikala Rasul sedang sakit. 
3.
Beliau memiliki sifat2 yg sama seperti Rasulullah salah satunya tenang dan penyabar. 
4.
Beliau telah ditakdirkan oleh Allah SWT menjadi pengganti Rasulullah ,khalifah pertama yg akan           meneruskan perjuangan Islam.
5.bersama-sama memperjuangkan agama islam

Read more

Friday, May 25, 2018

Sejarah dam Jenis Jenis Wayang Golek



A.      Sejarah
Asal mula wayang golek tidak diketahui secara jelas karena tidak ada keterangan lengkap, baik tertulis maupun lisan. Kehadiran wayang golek tidak dapat dipisahkan dari wayang kulit karena wayang golek merupakan perkembangan dari wayang kulit. Namun demikian, Salmun (1986) menyebutkan bahwa pada tahun 1583 Masehi Sunan Kudus membuat wayang dari kayu yang kemudian disebut wayang golek yang dapat dipentaskan pada siang hari. Sejalan dengan itu Ismunandar (1988) menyebutkan bahwa pada awal abad ke-16 Sunan Kudus membuat bangun 'wayang purwo' sejumlah 70 buah dengan cerita Menak yang diiringi gamelan Salendro. Pertunjukkannya dilakukan pada siang hari. Wayang ini tidak memerlukan kelir. Bentuknya menyerupai boneka yang terbuat dari kayu (bukan dari kulit sebagaimana halnya wayang kulit). Jadi, seperti golek. Oleh karena itu, disebut sebagai wayang golek.
Pada mulanya yang dilakonkan dalam wayang golek adalah ceritera panji dan wayangnya disebut wayang golek menak. Konon, wayang golek ini baru ada sejak masa Panembahan Ratu (cicit Sunan Gunung Jati (1540-1650)). Di sana (di daerah Cirebon) disebut sebagai wayang golek papak atau wayang cepak karena bentuk kepalanya datar. Pada zaman Pangeran Girilaya (1650-1662) wayang cepak dilengkapi dengan cerita yang diambil dari babad dan sejarah tanah Jawa. Lakon-lakon yang dibawakan waktu itu berkisar pada penyebaran agama Islam. Selanjutnya, wayang golek dengan lakon Ramayana dan Mahabarata (wayang golek purwa) yang lahir pada 1840 (Somantri, 1988).
Kelahiran wayang golek diprakarsai oleh Dalem Karang Anyar (Wiranata Koesoemah III) pada masa akhir jabatannya. Waktu itu Dalem memerintahkan Ki Darman (penyungging wayang kulit asal Tegal) yang tinggal di Cibiru, Ujung Berung, untuk membuat wayang dari kayu. Bentuk wayang yang dibuatnya semula berbentuk gepeng dan berpola pada wayang kulit. Namun, pada perkembangan selanjutnya, atas anjuran Dalem, Ki Darman membuat wayang golek yang membulat tidak jauh berbeda dengan wayang golek sekarang. Di daerah Priangan sendiri dikenal pada awal abad ke-19. Perkenalan masyarakat Sunda dengan wayang golek dimungkinkan sejak dibukanya jalan raya Daendels yang menghubungkan daerah pantai dengan Priangan yang bergunung-gunung. Semula wayang golek di Priangan menggunakan bahasa Jawa. Namun, setelah orang Sunda pandai mendalang, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda.







B.       Jenis-jenis Wayang Golek
Ada tiga jenis wayang golek, yaitu: wayang golek cepakwayang golek purwa, danwayang golek modern. Wayang golek papak (cepak) terkenal di Cirebon dengan ceritera babad dan legenda serta menggunakan bahasa Cirebon. Wayang golek purwa adalah wayang golek khusus membawakan cerita Mahabharata dan Ramayana dengan pengantar bahasa Sunda sebagai. Sedangkan, wayang golek modern seperti wayang purwa (ceritanya tentang Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam pementasannya menggunakan listrik untuk membuat trik-trik. Pembuatan trik-trik tersebut untuk menyesuaikan pertunjukan wayang golek dengan kehidupan modern. Wayang golek modern dirintis oleh R.U. Partasuanda dan dikembangkan oleh Asep Sunandar tahun 1970--1980.

C.      Pembuatan
Wayang golek terbuat dari albasiah atau lame. Cara pembuatannya adalah dengan meraut dan mengukirnya, hingga menyerupai bentuk yang diinginkan. Untuk mewarnai dan menggambar mata, alis, bibir dan motif di kepala wayang, digunakan cat duko. Cat ini menjadikan wayang tampak lebih cerah. Pewarnaan wayang merupakan bagian penting karena dapat menghasilkan berbagai karakter tokoh. Adapun warna dasar yang biasa digunakan dalam wayang ada empat yaitu: merah, putih, prada, dan hitam.

D.      Nilai Budaya
Wayang golek sebagai suatu kesenian tidak hanya mengandung nilai estetika semata, tetapi meliputi keseluruhan nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat pendukungnya. Nilai-nilai itu disosialisasikan oleh para seniman dan seniwati pedalangan yang mengemban kode etik pedalangan. Kode etik pedalangan tersebut dinamakan "Sapta Sila Kehormatan Seniman Seniwati Pedalangan Jawa Barat". Rumusan kode etik pedalangan tersebut merupakan hasil musyawarah para seniman seniwati pedalangan pada tanggal 28 Februari 1964 di Bandung. Isinya antara lain sebagai berikut: Satu: Seniman dan seniwati pedalangan adalah seniman sejati sebab itu harus menjaga nilainya. Dua: Mendidik masyarakat. Itulah sebabnya diwajibkan memberi con-toh, baik dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku. Tiga: Juru penerang. Karena itu diwajibkan menyampaikan pesan-pesan atau membantu pemerintah serta menyebarkan segala cita-cita negara bangsanya kepada masyarakat. Empat: Sosial Indonesia. Sebab itu diwajibkan mengukuhi jiwa gotong-royong dalam segala masalah. Lima: Susilawan. Diwajibkan menjaga etika di lingkungan masyarakat. Enam: Mempunyai kepribadian sendiri, maka diwajibkan menjaga kepribadian sendiri dan bangsa. Tujuh: Setiawan. Maka diwajibkan tunduk dan taat, serta menghormati hukum Republik Indonesia, demikian pula terhadap adat-istiadat bangsa.

Read more