Showing posts with label geografi. Show all posts
Showing posts with label geografi. Show all posts

Wednesday, May 30, 2018

Pola Keruangan Desa Dan Kota





A.  POLA KERUANGAN DESA

Desa : Suatu wilayah yang letaknya jauh dari keramaian kota, serta dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sebagian besar mata pencahariannya adalah di sector pertanian.

Unsur Desa :

1.    Daerah (wilayah)
Meliputi : lokasi, luas, batas-batas wilayah, keadaan tanah serta pola penggunaannya.

2.    Penduduk
-    Kuantitas                       -    Kualitas

3.    Tata Kelakuan / tata kehidupan
-    Pola pergaulan            -    Ikatan pergaulan

Potensi Desa
®  Segenap SDA dan SDM yang dimiliki desa sebagian modal dasar desa yang perlu            dikelola dan dikembangkan bagi kelangsungan dan perkembangan desa.

1.    Potensi Fisik
·      Air
·      Tanah
·      Iklim
·      Peternakan / Perikanan / Pertanian / Bercocok tanam
·      Manusia / penduduk

2.    Potensi Non Fisik
·      Sikap gotong royong               ·      Lembaga social / masyarakat desa    ·      Kreativitas aparatur desa

Faktor Mempengaruhi :
1.    Keadaan Lingkungan
2.    Jumlah penduduk
3.    Luas tanah
4.    Tingkat kesuburan

Klasifikasi desa :

A.  Berdasarkan Potensi Desa atau Kegiatan
Ø Desa Nelayan
Ø Desa Industri
Ø Desa Perkebunan
Ø Desa Agraris
Ø Desa Perdagangan

B.  Berdasarkan Tingkatan Perkembangan
Ø Desa Tradisional / Primitif
-    Umumnya suku terasing
-    Hidup tergantung pada alam
-    Masyarakatnya tertutup
-    Sistem perhubungan dan transportasi tidak berkembang
Ø Desa Swadaya
-    Penduduknya jarang
-    Terikat pada kebiasaan-kebiasaan adat
-    Lembaga-lembaga masih sederhana
-    Pendidikan rendah
-    Produktivitas rendah
Ø Desa Swakarya
-    Adat istiadat mengalami perubahan (transisi)
-    Mata pencaharian beragam
-    Sistem pemerintahan berkembang baik
-    Pengaruh dari luar menyebabkan perubahan cara berpikir
Ø Desa Swasembada
-    Berlokasi di sekitar Ibukota, kecamatan, kabupaten, provinsi
-    Adat istiadat tidak berpengaruh pada kehidupan masyarakat
-    Tingkat pendidikan tinggi
-    Cara berpikir telah rasional

Pola Keruangan Desa

   Pola Memanjang / Linier
®    Terdapat di tepi pantai, jalan raya, rel kereta api, sungai
   Pola Tersebar / Terpencar
®    Topografi buruk, tingkat kesuburan tanah tidak teratur, terdapat di wilayah perkebunan
   Pola Memusat / Mengelompok
®    Penduduk desa hidup bergerombol membentuk suatu kelompok, terdapat di kawasan kota, persimpangan jalan, pelabuhan, kawasan industri, pegunungan.






B.  POLA KERUANGAN KOTA

Kota : benteng budaya pemusatan jumlah penduduk besar ditandai dengan ciri heterogen, individualisme, materialistis.

Ciri-ciri kota :

1.      Ciri Fisik

a)      Terdapat sarana perekonomian / pusar pembelanjaan seperti pasar dan supermarket.
Berdasarkan kemampuan untuk melayani penduduk yang datang berbelanja, pusat pembelanjaan :
·      Neighborhood Centre : 7.500 – 20.000 orang
·      Community Centre : 20.000 – 100.000 orang
·      Regional Centre : di atas 100.000 orang
b)      Adanya tempat parkir
c)      Adanya tempat rekreasi / pariwisata
d)     Terdapat alun-alun
e)      Adanya gedung pemerintahan

2.      Ciri Sosial / Non Fisik

a)      Masyarakat heterogen
b)      Bersifat individualis
c)      Mata pencaharian non agraris
d)     Corak kehidupan bersifat gesselschaft
e)      Norma-norma keagamaan tidak begitu ketat
f)       Pandangan hidup rasional
g)      Adanya strategi keuangan
h)      Bersifat materialistis


Klasifikasi

1.      Berdasarkan Sejarah Dunia
a)      Kota SM = 2500 SM
Contoh : Athena, Roma, Babilon
b)      Kota Abad Pertengahan Abad ke 5 – 10
Contoh : Genoa, Venice
c)      Kota lama di Timur Tengah dan Timur Jauh
Contoh : Portugis, Spanyol, Baghdad, Damaskus,Beijing
d)     Kota Modern, maju di bidang ekonomi, industry
Contoh : Birmingham, Pittsburg, Manchester

2.      Berdasarkan Tingkat Perkembangan
a)      Tingkat Eopolis : Desa Berkembang menjadi kota baru
b)      Tingkat Polis : Kota yang memiliki ciri agraris
c)      Tingkat Metropolis : Kota besar yang sudah mengarah ke Industrian
d)     Tingkat Megapolis : Gabungan beberapa metropolis
e)      Tingkat Tryanopolis : Kehidupan ditandai kemacetan lalu lintas dan kriminalitas         yang tinggi
f)       Tingkat Nekropolis : Suatu kota berkembang menuju keruntuhan

3.    Berdasarkan Jumlah Penduduk
a)      Kota Kecil : 20.000 – 50.000 jiwa
b)      Kota Sedang : 50.000 – 100.000 jiwa
c)      Kota Besar : 100.000 – 1 juta jiwa
d)     Kota Metropolitan : 1 juta – 5 juta jiwa
e)      Kota Megapolitan : > 5 juta jiwa


4.    Berdasarkan sejarah pertumbuhan di Indonesia
a)      Pusat Perdagangan
Contoh : Jakarta, Semarang, Surabaya
b)      Pusat Perkebunan
Contoh : Jambi, Maluku, Bogor, Siantar
c)      Pusat Pertambangan
Contoh : Kalimantan, Papua, Cirebon
d)     Pusat Pemerintahan (Ibukota Provinsi)
Contoh : Jakarta, Yogyakarta

Pola Keruangan Kota
®  Berdasarkan Keruangan / Lingkungan
a). Inti Kota (care of city)
PDK (Pusat Daerah Kegiatan)
b). Selaput Inti Kota (SIK)     
Daerah di luar dari inti kota akibat tidak tertampungnya kegiatan dalam kota
c). Kota Satelit    Daerah yang memiliki sifat perkotaan dan memberi daya dukung bagi kehidupan kota-kota
d).  Sub-urban  

Daerah di sekitar Pusat kota yang berfungsi sebagai daerah permukiman dengan manufaktur.
Teori Pola Keruangan Kota

1.    Teori Konsentris

®    Ernest W. Burges
1)      Pusat Daerah Kegiatan / PDK (Central Bussiness District / CBD)
2)      Zona Transisi
3)      Wilayah perumahan / tempat tinggal masyarakat yang berpendapat rendah
4)      Wilayah tempat tinggal masyarakat berpenghasilan menengah
5)      Wilayah tempat tinggal masyarakat berpenghasilan tinggi
6)      Penglaju

2.    Teori Sektoral

®    Hommer Hoyt
a)      Daerah-daerah yang memiliki sewa tanah atau harga tinggi di luar kota
b)      Zone pusat adalah penduduk

3.    Teori Inti Ganda

®    Harris dan Ullman

Konsep : Kota berkembang dari kondisi lingkungan yang berbeda
No
Ciri
Keruangan
Desa
Kota
1
Kepadatan Penduduk
Rendah
Tinggi
2
Corak kehidupan bersifat
Gemeinschaft
Gesselschaft
3
Norma-norma Keagamaan
Sangat kuat
Tidak begitu ketat
4
Pandangan hidup masyarakat
Belum rasional
Rasional
5
Tingkat Pendidikan
Rendah
Tinggi
6
Tingkat Kesehatan
Rendah
Tinggi
7
Mata Pencaharian
Agraris
Non Agraris
8
Gedung-gedung
Tidak ada
Banyak
9
Sarana Rekreasi Masyarakat
Tidak ada
Banyak
10
Sarana Olahraga
Tidak ada
Banyak
11
Hubungan kekerabatan
Kuat
Didasarkan pada hubungan fungsional
12
Penduduk
Homogenitas
Heterogenitas


Read more

Thursday, May 24, 2018

Zona Interaksi Desa Kota Menurut Bintarto


Zona Interaksi Desa Kota Menurut Bintarto

Wilayah kota yang berinteraksi dengan wilayah pedesaan, kekuatannya tergantung
pada jarak ke pusat kota. Makin jauh dari kota makin lemah interaksinya. Wilayah-wilayah
interaksi tersebut membentuk lingkaran-lingkaran yang dimulai dari pusat kota sampai ke
wilayah pedesaan. Menurut Bintarto, wilayah-wilayah zona interaksi adalah sebagai
berikut.

  • City adalah sebagai pusat kota.
  • Suburban (subdaerah perkotaan), yaitu suatu wilayah yang lokasinya dekat dengan pusat kota, dan merupakan tempat tinggal para penglaju. Penglaju adalah penduduk
  • yang melakukan mobilitas harian (tanpa menginap) di kota.
  • Suburban fringe (jalur tepi subdaerah perkotaan), yaitu suatu wilayah yang melingkari
  • suburban dan merupakan peralihan antara desa dan kota.
  • Urban fringe (jalur tepi daerah perkotaan paling luar), yaitu suatu wilayah batas luar
  • kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota kecuali pusat kota.
  • Rural urban fringe (jalur batas desa – kota), yaitu suatu wilayah yang terletak antara
  • desa dan kota yang ditandai dengan penggunaan lahan campuran antara sektor
  • pertanian dan nonpertanian.
  • Rural, yaitu daerah pedesaan.

Read more

Teori Interaksi Antara Desa Dengan Kota

Teori Interaksi Antara Desa Dengan Kota


Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar, atau surat kabar. Interaksi adalah hubungan antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala atau masalah baru.

faktor utama yang memengaruhi timbulnya interaksi antar wilayah.
a. Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (Regional complementarity).
b. Adanya kesempatan untuk berintervensi (Interventing opportunity).
c. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (Spatial transfer ability)
Teori-Teori Interaksi

A. Teori Grafitasi
Teori gravitasi dikemukakan oleh Sir Isaac Newton (1687) dalam hukum fisika. Teori
gravitasi berkaitan dengan hukum gaya tarik menarik antara dua buah benda. Kekuatan
tarik-menarik besarnya berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa benda dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
Hukum Newton diterapkan oleh W.J. Reilly (1929) untuk menghitung kekuatan
interaksi antara dua wilayah dengan memperhitungkan jumlah penduduk tiap-tiap
wilayah dan jarak antarkedua wilayah tersebut.
Contoh soal:
Misal ada tiga kota P, Q, R, jumlah penduduk P = 30.000 orang, kota Q = 10.000 orang,
kota R = 20.000 orang. Jarak P ke Q adalah 100 km, jarak dari Q ke R adalah 50 km.
Hitunglah besarnya kekuatan interaksi dari ketiga kota tersebut!
Rumus Reilly dapat diterapkan jika:
1) kondisi penduduk/tingkat ekonomi tiap-tiap wilayah relatif sama,
2) kondisi alam/relief kedua wilayah relief sama,
3) keadaan sarana dan prasarana transportasi kedua wilayah relatif sama.



B. Teori Titik Henti
Teori ini dimanfaatkan untuk memperkirakan lokasi garis batas yang memisahkan
wilayah-wilayah perdagangan dari dua buah kota yang berbeda ukurannya. Dengan
teori ini, dapat diperkirakan penempatan lokasi industri atau pelayanan-pelayanan
sosial antara dua wilayah sehingga dapat dijangkau oleh penduduk kedua daerah
tersebut.
Contoh:
Ada tiga kota P, Q, R, penduduk P sebesar 30.000 orang, penduduk Q sebesar 10.000
orang, penduduk R sebesar 20.000 orang. Jarak P – Q adalah 100 km, jarak Q – R adalah
50 km. Tentukan lokasi titik henti antara P dan Q serta Q dan R!


C. Teori Potensi Penduduk
Potensi penduduk pada dasarnya menunjukkan kekuatan potensi aliran untuk tiap-tiap tempat, artinya berapa besar kemungkinan penduduk suatu wilayah untuk mengadakan migrasi dan berinteraksi dengan wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Nilai potensi penduduk suatu wilayah digambarkan dengan isoplet yaitu garis-garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki nilai potensi penduduk yang sama. Peta potensi penduduk bermanfaat dalam perencanaan pembangunan suatu wilayah.


D. Teori Grafik
Faktor yang mendukung kekuatan interaksi antarwilayah di antaranya adalah transportasi. Kualitas sarana dan prasarana transportasi sangat memperlancar mobilitas barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat lain. Suatu wilayah dengan wilayah lain dihubungkan oleh jalur-jalur transportasi sehingga membentuk pola-pola jaringan tertentu dalam ruang di muka bumi (spatial network system). K.J. Kansky merumuskan, untuk mengetahui kekuatan interaksi antarwilayah dilihat dari jaringan jalan dengan rumus indeks konektivitas.

Read more

Monday, October 17, 2016

Potensi geografis Indonesia


Potensi geografis Indonesia
Potensi geografis Indonesia


A.                Luas dan batas laut teritorial Indonesia

1.                  Batas laut teritorial

Batas laut teritorial adalah batas khayal yang berjarak  12 mil laut dari garis dasar kea rah laut lepas.  Garis dasar adalah garis khayalyang menghubungkan titik titik dari ujung pulau

2.                  Batas landas kontinen

Landas kontinen adalah dasar laut yang secara geologis maupun morfologis merupakan lanjutan dari sebuah kontinen dan kedalaman lautnya kurang dari 200 meter.  Indonesia terletak pada 2 landas kontinen yaitu landas kontinen asia dan Australia.
Batas landas kontinen di ukur dari garis dasar , yang paling jauh 200 mil laut , maka batas negara2 tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing Negara.

3.                  Batas zona ekonomi eksklusif (ZEE)

Zona ekonomi eksklusif adalah jalur selebar 200 mil laut kea rah laut terbuka diukur dari garis dasar.
Pengumuman Zona ekonoi eksklusif Indonesia di keluarkan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 21 maret 1980

B.                Potensi fisik dan sosial wilayahIndonesia

1.                  Letak geografis

Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi
Indonesia secara geografis terletak di antara benua asia dan Australia, serta di antara samudra hindia dan samudra pasifik

2.                  Letak astronomis

Letak astronomis adalah letak yang berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari bumi secara horizontal sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan kutub selatan dan kutub utara.

Indonesia terletak di antara 6 lintang utara – 11 lintang selatan dan di antara 95 bujur timur dan 141 bujur timur. Indonesia dilalui oleh garis ekuator yaitu garis khayal pada peta yang membagi bumi menjadi 2 bagian

3.                  Letak geomorfologis

Yaitu letak berdasarkan tinggi rendahnya suatu tempat terhadap permukaan air laut.
Perbedaan letak geomorfologis mempunyai pengaruh:
·         Suhu berbeda mempunyai pengaruh terhadap jenis tanaman .
·         Menentukan ada tidaknya mineral - mineral yang ada di tanah .
·         Menentukan kepadatan penduduk: jika daerah tinggi akan sedikit penduduknya.
·         Geomorfologi tinggi berbagai pembangunan sukar dilakukan seperti jembatan dll.

4.                  Letak geologis

adalah letak suatu wilayah atau negara berdasarkan pada struktur batuan di wilayah tersebut.
·         Indonesia dilalui oleh dua pegunungan muda, yaitu pengunungan Sirkum Pasifik dan pegunungan Sirkum Mediterania (Sirkum Alpen Banda).
·         Indonesia terletak pada pertemuan lempeng litosfer. Yaitu lempeng Indonesia – Australia bertumbukan dengan lempeng Australia
·         Indonesia terletak pada 3 daerah dangkalan. Yaitu: dangkalan sunda, sahul, dan daerah laut pertengahan Australia Australia – asia.

5.                  Letak maritim

Yaitu letak suatu tempat ditinjau dari sudut kelautan.
·         bagian timur Indonesia berhadapan dengan Samudera Pasifik.
·         bagian selatan Indonesia berhadapan dengan Samudera Hindia.
·         bagian utara Indonesia berhadapan dengan Laut Cina Selatan.

6.                  Letak Sosiokultural

letak berdasarkan keadaan sosial dan budaya daerah yang bersangkutan terhadap daerah di sekelilingnya.
·         Indonesia terletak di simpang empat jalan antara Benua Asia dan Australia yang terdiri atas berbagai bangsa. Menyebabkan terjadinya akulturasi budaya

7.                  Letak ekonomis

Yaitu letak suatu wilayah atau negara dilihat dari jalur dan kehidupan ekonomi suatu negara terhadap negara lain. 
·         Indonesia berada di persimpangan jalur perdagangan karena Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia.

C.                  Potensi geografis Indonesia untuk ketahanan pangan


1.                  Pengertian Ketahanan Pangan


Undang-Undang No. 7 Tahun 1996, adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari:
 tersedianya pangan secara cukup, baik dalam jumlah maupun mutu
aman
merata, dan
terjangkau
UU No. 18/2012 Tentang Pangan.
Disebutkan dalam UU tersebut bahwa Ketahanan Pangan adalah "Kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan".



2.                  Strategi Dalam Upaya Pembangunan Ketahanan Pangan.


Strategi yang dikembangkan dalam upaya pembangunan ketahanan pangan adalah sebagai berikut :


·         Peningkatan kapasitas produksi pangan nasional secara berkelanjutan (minimum setara dengan laju pertumbuhan penduduk) melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi.
·         Revitalisasi industri hulu produksi pangan (benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian)
·         Revitalisasi Industri Pasca Panen dan Pengelolaan Pangan
·         Revitalisasi dan Restrukturisasi kelembagaan pangan yang ada : Kopersasi, UKM, dan lumbung desa.
·         Pengembangan kebijakan yang kondusif untuk terciptanya kemandirian pangan yang melindungi pelaku bisnis pangan dari hulu hingga hilir meliputi penerapan Teknikal Barrier for Trade (TBT) pada produk pangan, insentif, alokasi kredit, dan harmonisasi tarif bea masuk, pajak resmi dan tak resmi.

3.                   Sistem Ketahanan Pangan


terdiri dari tiga sub sistem utama yaitu : ketersediaan, akses dan penyerapan pangan,
 sedangkan status gizi merupakan outcome dari ketahanan pangan
·         Sub Sistem Ketersediaan (Food Availability)
yaitu : ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baik yang berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan maupun bantuan pangan. Ketersediaan pangan ini harus mampu mencukupi pangan yang didefinisikan sebagai jumlah kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat.
·          Akses Pangan (Food Access)
Yaitu : Kemampuan semua rumah tangga dan individu dengan sumber daya yang dimilikinya untuk memperoleh pangan yang cukup untuk kebutuhan gizinya yang dapat diperoleh dari produksi pangannya sendiri, pembelian ataupun melalui bantuan pangan. Akses rumah tangga dan individu terdiri dari akses ekonomi, fisik dan sosial. Akses ekonomi tergantung pada pendapatan, kesempatan kerja dan harga. Akses fisik menyangkut tingkat isolasi daerah (sarana dan prasarana distribusi), sedangkan akses sosial menyangkut tentang preferensi pangan.

·         Penyerapan Pangan (Food Utilization)
yaitu penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup sehat yang meliputi kebutuhan energi, gizi, air dan kesehatan lingkungan. Efektifitas dari penyerapan pangan tergantung pada pengetahuan rumah tangga/individu, sanitasi dan ketersediaan air, fasilitas dan layanan kesehatan, serta penyuluhan gizi dan pemeliharaan balita. (Riely et.al, 1999).

4.                  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan

·         Lahan
Semakin luas lahan potensial yang digunakan untuk mengusahakan tanaman pangan, semakin baik ketahanan pangan di suatu negara.
·         Iklim dan Cuaca
Indonesia memeiliki dua musim yaitu kemarau dan penghujan, musim ini sangat berpengaruh terhadap hasil dan produksi pertanian.
·         Teknologi
Semakin tinggi teknologi yang dimiliki, maka akan semakin mudah dalam melakukan proses produksi maupun meningkatkan hasil produksi di suatu wilayah atau negara.
·         Infrastruktur
Ketersediaan infrastruktur yang memadai baik di darat, laut maupun udara akan mempercepat proses distribusi dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Hal ini akan meningkatkan ketahanan pangan baik secara lokal maupun nasional di wilayah Indonesia ( negara dengan wilayah kepulauan)



referensi di ambil dari buku catatan sekolah
Read more