Museum Kartini adalah museum yang terletak di
kabupaten Jepara, Provinsi Jawa
Tengah. Museum ini didirikan pada 30 Maret 1975 pada masa pemerintahan
Bupati Soemarno Djojomardowo
sementara peresmiannya dilakukan pada 21 April 1977 oleh Bupati Soedikto. Museum ini terdiri dari 3 buah gedung yang dibangun di atas area seluas 5.210 m2
yang apabila dilihat dari atas gedung - gedung tersebut berbentuk huruf K,T,
dan N yang merupakan singkatan dari KARTINI.
Fasilitas
- Cafetaria
- Toko Sovenir
- Toilet
- Taman Parkir
- Ruang
Museum ini menyiman benda - benda peninggalan R.A. Kartini dan
kakaknya, Sosro Kartono serta benda - benda kuno yang ditemukan
di wilayah Kabupaten Jepara. Penyajian ruang koleksi dibagi menjadi empat ruang:
Ruang pertama yang merupakan badan gedung K
digunakan untuk koleksi peninggalan R.A. Kartini yang berupa benda - benda
serta foto semasa hidupnya.
Ruang kedua yang merupakan bagian dari kaki
gedung K berisi peninggalan Sosro
Kartono.
Ruang ketiga digunakan untuk penyajian benda -
benda bersejarah dan purbakala yang ditemukan di wilayah Jepara serta hasil
kerajinan Jepara yang terkenal seperti Tenun
ikat Troso, anyaman bambu dan rotan.
Ruang keempat merupakan gedung T yang berisi
tulang ikan raksasa bernama Ikan Joko Tua Jenisnya adalah Paus Gajah, yaitu
ikan Paus yang punya belalai yang ditemukan di perairan Kepulauan Karimunjawa.[butuh rujukan]
RA Kartini Jepara
Mengenal
RA Kartini Lebih Dekat Di Museum RA Kartini Jepara Semua orang Indonesia
tentu mengenal nama RA. Kartini. Ya, pahlawan emansipasi wanita ini telah
banyak berjasa bagi kehidupan wanita Indonesia sekarang ini, sehingga wanita
Indonesia tak hanya bergelut di dapur tapi juga dapat menempuh pendidikan yang
sama dengan pria dan dapat berkarya. Namun, apakah Anda kisah hidup Kartini? Di
Museum RA Kartini yang terletak di Jepara, kota kelahiran Kartini, Anda dapat
menemukan jawabannya.
|
Sumber Gambar : museumjepara.com
|
SejarahUntuk mengenang
jasa Kartini dalam perjuangannya menegakkan hak kaum wanita, sejumlah tokoh
mengusulkan untuk mendirikan Museum RA Kartini di Jepara. Usul ini mendapat
dukungan dari presiden saat itu, Soeharto. Maka itu dibangunlah museum pada 30
Maret 1975 dan selesai beberapa tahun kemudian. Pada 21 April 1977, Museum RA
Kartini dibuka secara resmi untuk umum oleh Bupati Jepara. Tanggal ini dipilih
karena bertepatan dengan peringatan satu abad hari lahir RA Kartini.
Koleksi Museum RA Kartini
Koleksi Museum RA Kartini
|
Sumber Gambar : museumjepara.com
|
Museum RA Kartini
terdiri dari tiga gedung yang bila dilihat dari atas akan terlihat seperti
huruf “K, T, dan N” yang merupakan singkatan dari “Kartini”. Museum RA Kartini
menyimpan berbagai benda yang dulunya digunakan RA Kartini semasa hidup, benda
peninggalan keluarga RA Kartini dan sang kakak, Sosrokartono, dan benda-benda
kuno yang ditemukan di wilayah Jepara. Sebelum masuk museum, Anda akan disambut
patung RA Kartini berbentuk setengah badan dengan warna keemasan. Memasuki
museum, Anda akan melihat tampilan museum yang artistik, rapi, dan bersih. Di
ruangan depan museum, Anda akan disambut oleh lukisan berukuran besar yang
menampakkan sosok pahlawan emansipasi wanita tersebut. Adapun penyajian koleksi
terbagi menjadi empat ruangan.
Ruangan Pertama
|
Sumber Gambar : museumjepara.com
|
Merupakan badan K,
berisikan koleksi peninggalan RA Kartini, mulai dari meja, kursi, mesin jahit
kuno, foto-foto, radio, koleksi piring, alat-alat meditasi yang pernah
digunakan Kartini, buku-buku yang dibaca beliau, berbagai tulisan, prolog yang
menerangkan sejarah beliau, hingga lukisan tempat Kartini mengajar. Perlu
diketahui, status bangsawan yang dimiliki Kartini memungkinkannya untuk
bersekolah di Europese Lagere School (Sekolah Dasar).
RA Kartini merupakan murid yang cerdas, namun di usia 12 tahun, Kartini berhenti sekolah. Menurut tradisi yang berlaku ketika itu, seorang anak perempuan yang telah menginjak usia 12 tahun harus dipingit. Meskipun begitu, niat Kartini untuk belajar sangat besar. Ia terus mempelajari Bahasa Belanda dan membaca banyak buku baik itu karangan dalam negeri maupun karangan Belanda. Beberapa buku itu dapat Anda lihat di Museum Kartini.
Ruangan Kedua
RA Kartini merupakan murid yang cerdas, namun di usia 12 tahun, Kartini berhenti sekolah. Menurut tradisi yang berlaku ketika itu, seorang anak perempuan yang telah menginjak usia 12 tahun harus dipingit. Meskipun begitu, niat Kartini untuk belajar sangat besar. Ia terus mempelajari Bahasa Belanda dan membaca banyak buku baik itu karangan dalam negeri maupun karangan Belanda. Beberapa buku itu dapat Anda lihat di Museum Kartini.
Ruangan Kedua
|
Sumber Gambar : museumjepara.com
|
Merupakan kaki K atas,
berisi peninggalan sang kakak, R.M. Panji Sosrokarnoto yang sangat berperan
dalam perjuangan Kartini. Sang kakak-lah yang memberikan inspirasi untuk
Kartini menjadi tokoh emansipasi wanita. Belanda mengenal R.M. Panji
Sosrokartono sebagai Dr. Air Putih karena beliau dapat mengobati penyakit hanya
dengan menggunakan air putih. Selain itu, Satrokartono juga menjadi wartawan
pertama Indonesia yang dapat memoret gunung dari atas.
Ruangan Ketiga
Ruangan Ketiga
|
Sumber Gambar : museumjepara.com
|
Merupakan kaki K
bawah, berisikan benda-benda purbakala dan bersejarah yang ditemukan di wilayah
Jepara dan berbagai hasil kerajinan Jepara seperti ukir-ukiran, keramik, Tenun
Ikat Troso, anyaman rotan dan bambu, hasil karya lomba ukir, dan alat
transportasi zaman dulu. Dan ruangan terakhir yaitu gedung T, berisikan fosil
tulang ikan raksasa bernama Joko Tuwo.
Fosil ini berukuran
panjang sekitar 16 meter dengan berat sekitar 6 ton. Konon, fosil ini ditemukan
di perairan Karimunjawa pada tahun 1989. Fosil ikan raksasa ini menyerupai paus
dan memiliki belalai. Karena itulah, selain bernama Joko Tuwo, fosil tulang
ikan raksasa ini juga dikenal dengan nama “Paus Gajah”. Sementara Gedung N saat
ini digunakan sebagai tempat kesenian.
Akses
Museum RA Kartini berada di pusat Kota Jepara, tepatnya di Jalan Alun-Alun No. 1 Jepara, di sisi utara pendopo Kab, Jepara. Tidak sulit bukan untuk menjangkaunya? Museum RA Kartini Jepara dibuka mulai pukul 08.00-17.00 setiap hari Senin-Sabtu, dan buka mulai pukul 09.00-17.00 pada hari Minggu. Dengan letak yang sangat mudah dijangkau dan harga tiket masuk yang murah, tak ada alasan untuk tidak mengunjungi Museum RA Kartini.
Museum RA. Kartini
Museum RA.
Kartini adalah museum yang terletak di Jalan Alun-alun No.1, Desa
Panggang, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Indonesia.
Museum ini didirikan pada tanggal 30 Maret 1975 pada masa pemerintahan Bupati Soemarno
Djojomardowo, sementara peresmiannya dilakukan pada 21 April 1977 oleh
Bupati Soedikto. Museum ini terdiri dari 3 buah gedung yang dibangun
di atas area seluas 5.210 m2, yang apabila dilihat dari atas gedung-gedung
tersebut berbentuk huruf K,T, dan N yang merupakan singkatan dari KARTINI.
Museum RA Kartini (1), Jepara, Jawa Tengah,
Indonesia
Bangunan museum merupakan bangunan baru dan
lokasinya dekat dengan Pendopo Kabupaten dan Alun-alun dengan harapan akan
lebih menarik minat masyarakat maupun wisatawan.
Alun-alun, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia
Luas bangunan museum ini sekitar 890 meter
persegi. Bangunan tersebut terdiri dari tiga gedung:
Gedung K, seluas 590 meter persegi;
Gedung T, seluas 130 meter persegi; dan
Gedung N, seluas 190 meter persegi.
Gedung N sekarang difungsikan sebagai tempat
kegiatan seni.
Museum RA Kartini (2), Jepara, Jawa Tengah,
Indonesia
R.A. Kartini sebagai perintis emansipasi
wanita Indonesia. Untuk mengenang jasa, pengabdian, dan perjuangannya, maka
pada tahun 1975 Pemerintah Daerah Tingkat II Jepara, atas usulan wakil rakyat
dan bantuan dari Presiden Soeharto, telah didirikan museum pada tanggal 30
Maret 1975, pada masa pemerintahan Bupati Soewarno Djojomardowo, S.H.
Diresmikan pada tanggal 21 April 1977 oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Jepara, Soedikto, S.H. tepat seabad peringatan R.A. Kartini (note: Kartini
lahir pada tahun 1879, jadi peringatan seabad seharusnya jatuh pada tahun
1979). Museum Kartini merupakan museum lokal yang dikelola oleh Pemerintah
Kabupaten Jepara.
Museum RA Kartini (3), Jepara, Jawa Tengah,
Indonesia
Museum Kartini merupakan tempat penyimpanan
benda-benda peninggalan R.A. Kartini semasa hidupnya serta benda peninggalan
kakaknya yaitu RMP Sosrokartono. Selain itu juga menyimpan benda-benda kuno
hasil temuan di wilayah Kabupaten Jepara.
Penyajian ruang koleksi dibagi menjadi empat
ruangan:
Ruang I
Badan K untuk koleksi peninggalan R.A. Kartini berupa benda-benda serta foto semasa masih hidup.
Badan K untuk koleksi peninggalan R.A. Kartini berupa benda-benda serta foto semasa masih hidup.
Ruang II
Kaki K atas berisi benda-benda peninggalan RMP Sosrokartono.
Kaki K atas berisi benda-benda peninggalan RMP Sosrokartono.
Ruang III
Kaki K bawah untuk penyajian (1) benda-benda yang bernilai sejarah dan purbakala yang ditemukan di wilayah Jepara, antara lain arkeologi, keramik, dll. (2) hasil kerajinan Jepara yang terkenal, antara lain ukir-ukiran, batik troso, keramik, anyaman bambu, dan rotan.
Kaki K bawah untuk penyajian (1) benda-benda yang bernilai sejarah dan purbakala yang ditemukan di wilayah Jepara, antara lain arkeologi, keramik, dll. (2) hasil kerajinan Jepara yang terkenal, antara lain ukir-ukiran, batik troso, keramik, anyaman bambu, dan rotan.
Ruang IV
Gedung T berisi tulang ikan raksasa ‘Joko Tuwo’ yang panjangnya kurang lebih 16 meter, yang ditemukan di perairan Kepulauan Karimunjawa pada pertengahan bulan April 1989.
Gedung T berisi tulang ikan raksasa ‘Joko Tuwo’ yang panjangnya kurang lebih 16 meter, yang ditemukan di perairan Kepulauan Karimunjawa pada pertengahan bulan April 1989.
Museum RA Kartini (4), Jepara, Jawa Tengah,
Indonesia
Museum RA. Kartini buka setiap hari
pukul 08.00 – 17.00 WIB (Senin – Sabtu) dan pukul 09.00 – 17.00 WIB
(Minggu). Setiap pengunjung yang hendak memasuki Museum RA. Kartini pada hari
Senin – Jumat akan dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp1.000,00 (dewasa)
dan Rp600,00 (anak-anak). Sementara pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur
akan dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp1.500,00 (dewasa) dan Rp750,00
(anak-anak).
Museum RA. Kartini terletak di pusat kota atau
tepatnya di sebelah utara alun-alun kota Jepara. Museum RA Kartini termasuk
jenis museum umum dan sekaligus sebagai Obyek Wisata sejarah yang dikelola oleh
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jepara selaku Dinas Teknis yang
ditunjuk oleh Pemerintah Daerah. Museum ini dibuka setiap hari dan sering
dikunjungi para wisatawan baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara
(wisnus). Museum RA Kartini didirikan pada tanggal 30 Maret 1975 pada masa
pemerintahan Bupati Soewarno Djojomardowo, SH, sedangkan peresmiannya dilakukan
pada tanggal 21 April 1977 oleh Bupati KDH Tingkat II Jepara, Soedikto.
Tujuan didirikan museum ini adalah untuk mengabadikan jasa-jasa perjuangan RA Kartini dengan cara mendokumentasikan, memamerkan, dan memvisualkan benda-benda bersejarah peninggalan milik kakak kandungnya serta benda warisan budaya lainnya yang banyak ditemukan di daerah Kabupaten Jepara. Gedung museum dibangun di atas areal seluas 5.210 m2 dengan luas bangunan 890 m2 dan terdiri dari tiga buah gedung. Bila dilihat dari atas, maka gedung tersebut berbentuk huruf K, T, N, yang merupakan singkatan dari Kartini.
Gedung N sementara digunakan untuk Rang Kesenian Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Jepara. Adapun penyajian ruang koleksi dibagi menjadi empat ruangan sebagai berikut :
Ruang I
Ruang ini berisi koleksi peninggalan RA Kartini berupa benda-benda dan foto-foto miliknya semasa masih hidup antara lain : - satu set meja kursi tamu yang masih asli terbuat dari kayu jati dengan ukiran khas motif Jawa kuno
- Lukisan wajah beliau pada saat melangsungkan pernikahannya dengan Bupati Rembang, Raden Mas Adipati Djoyodiningrat pada tanggal 12 Nopember 1903
- Foto contoh tulisan dalam bahasa Belanda yang ditujukan kepada sahabatnya di negeri Holland - Foto putera satu-satunya yaitu Raden Mas Singgih
- Foto ayahandanya, RMAA. Sosroningrat
- Foto ibu kandungnya, MA. Ngasirah
- Meja belajar
- Piring dan mangkok
- Hasil keterampilan tangan muridnya berupa renda
- Alat untuk membatik berupa canting
- Silsilah RA Kartini
- Serambi belakang pendopo Kabupaten
- Botekan ( sebuah tempat untuk menyimpan jamu sebagai persiapan pada saat RA Kartini akan dilahirkan )
- Mesin jahit kepunyaan muridnya
Tujuan didirikan museum ini adalah untuk mengabadikan jasa-jasa perjuangan RA Kartini dengan cara mendokumentasikan, memamerkan, dan memvisualkan benda-benda bersejarah peninggalan milik kakak kandungnya serta benda warisan budaya lainnya yang banyak ditemukan di daerah Kabupaten Jepara. Gedung museum dibangun di atas areal seluas 5.210 m2 dengan luas bangunan 890 m2 dan terdiri dari tiga buah gedung. Bila dilihat dari atas, maka gedung tersebut berbentuk huruf K, T, N, yang merupakan singkatan dari Kartini.
Gedung N sementara digunakan untuk Rang Kesenian Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Jepara. Adapun penyajian ruang koleksi dibagi menjadi empat ruangan sebagai berikut :
Ruang I
Ruang ini berisi koleksi peninggalan RA Kartini berupa benda-benda dan foto-foto miliknya semasa masih hidup antara lain : - satu set meja kursi tamu yang masih asli terbuat dari kayu jati dengan ukiran khas motif Jawa kuno
- Lukisan wajah beliau pada saat melangsungkan pernikahannya dengan Bupati Rembang, Raden Mas Adipati Djoyodiningrat pada tanggal 12 Nopember 1903
- Foto contoh tulisan dalam bahasa Belanda yang ditujukan kepada sahabatnya di negeri Holland - Foto putera satu-satunya yaitu Raden Mas Singgih
- Foto ayahandanya, RMAA. Sosroningrat
- Foto ibu kandungnya, MA. Ngasirah
- Meja belajar
- Piring dan mangkok
- Hasil keterampilan tangan muridnya berupa renda
- Alat untuk membatik berupa canting
- Silsilah RA Kartini
- Serambi belakang pendopo Kabupaten
- Botekan ( sebuah tempat untuk menyimpan jamu sebagai persiapan pada saat RA Kartini akan dilahirkan )
- Mesin jahit kepunyaan muridnya
Ruang II
Di ruang ini kita akan menjumpai benda-benda peninggalan maupun foto- foto dari kakak kandungnya, Drs. RMP. Sosrokartono. Tokoh yang turut berjuang dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia sekaligus sebagai motivator dan pendorong bagi cita-cita mulia RA Kartini, menguasai 26 jenis bahasa dan pandai dalam bidang pengobatan dengan menggunakan “Air Putih” sebagai media perantara. Beliau terkenal dengan sebutan “Joko Pring” atau “Mandor Klungsu” dan orang-orang sering memanggil beliau dengan julukan “Ndoro Sosro”. Selain itu beliau terkenal lewat ilmunya “Catur Murti” yaitu perpaduan antara ucapan, perasaan, pikiran, dan perbuatan. Menurut ajaran ilmu tersebut bilamana orang menguasai dan mampu memadukan keempat unsure di atas niscaya orang itu akan menjadi manusia yang sejati (Jawa : Mumpuni). Beberapa benda peninggalan dan foto-foto yang ada di ruangan ini antara lain:
Di ruang ini kita akan menjumpai benda-benda peninggalan maupun foto- foto dari kakak kandungnya, Drs. RMP. Sosrokartono. Tokoh yang turut berjuang dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia sekaligus sebagai motivator dan pendorong bagi cita-cita mulia RA Kartini, menguasai 26 jenis bahasa dan pandai dalam bidang pengobatan dengan menggunakan “Air Putih” sebagai media perantara. Beliau terkenal dengan sebutan “Joko Pring” atau “Mandor Klungsu” dan orang-orang sering memanggil beliau dengan julukan “Ndoro Sosro”. Selain itu beliau terkenal lewat ilmunya “Catur Murti” yaitu perpaduan antara ucapan, perasaan, pikiran, dan perbuatan. Menurut ajaran ilmu tersebut bilamana orang menguasai dan mampu memadukan keempat unsure di atas niscaya orang itu akan menjadi manusia yang sejati (Jawa : Mumpuni). Beberapa benda peninggalan dan foto-foto yang ada di ruangan ini antara lain:
- Kursi-kursi untuk antri para pasien yang
kondisinya masih asli
- kursi sofa untuk istirahat
- tempat pengobatan sekaligus tempat pembaringan terakhir pada saat beliau wafat
- foto gambar gunung Lawu dan Merapi yang diambil tidak melalui pesawat terbang maupun satelit, namun dari suatu tempat tertentu dengan kekuatan ilmu yang dimilikinya
- ruang semedi
- meja marmer asli
- gambar huruf Alif yang terpasang pada bingkai sebagai tanda untuk mengetahui berhasil atau tidaknya dalam mengobati pasien dan lain-lain.
- kursi sofa untuk istirahat
- tempat pengobatan sekaligus tempat pembaringan terakhir pada saat beliau wafat
- foto gambar gunung Lawu dan Merapi yang diambil tidak melalui pesawat terbang maupun satelit, namun dari suatu tempat tertentu dengan kekuatan ilmu yang dimilikinya
- ruang semedi
- meja marmer asli
- gambar huruf Alif yang terpasang pada bingkai sebagai tanda untuk mengetahui berhasil atau tidaknya dalam mengobati pasien dan lain-lain.
Ruang III
Benda-benda yang ada di ruangan ini meliputi benda-benda purbakala periode abad VII yaitu peninggalan Ratu Shima.Ratu Shima adalah penguasa kerajaan Kalingga di daerah Keling Kabupaten Jepara
Benda-benda yang ada di ruangan ini meliputi benda-benda purbakala periode abad VII yaitu peninggalan Ratu Shima.Ratu Shima adalah penguasa kerajaan Kalingga di daerah Keling Kabupaten Jepara
- Foto beberapa barang kerajaan yang terbuat
dari emas dan platina
- patung arca trimurti dan siwa mahaguru
- yoni dan lingga
- kepingan mata uang gopeng yang terbuat dari logam
- potongan ornament batu berukir yang sekarang ini masih dapat dilihat pada dinding masjid Mantingan Jepara
- Seperangkat gamelan kuno, bak mandi dan guci untuk menyimpan air yang terbuat dari tanah liat
- Beberapa barang keramik yang ditemukan di sekitar perairan Karimunjawa, dll.
Selain benda-benda di atas disajikan pula beberapa contoh barang hasil kerajinan dari Jepara yang terkenal yaitu:
- Ukir-ukiran
- Tenun ikat tradisional dari desa Troso
- Monel (logam baja putih) yang tidak berkarat atau stenlis steel
- Keramik
- Rotan dan Anyaman bambu.
- Rattan and Bamboo souvenir
- patung arca trimurti dan siwa mahaguru
- yoni dan lingga
- kepingan mata uang gopeng yang terbuat dari logam
- potongan ornament batu berukir yang sekarang ini masih dapat dilihat pada dinding masjid Mantingan Jepara
- Seperangkat gamelan kuno, bak mandi dan guci untuk menyimpan air yang terbuat dari tanah liat
- Beberapa barang keramik yang ditemukan di sekitar perairan Karimunjawa, dll.
Selain benda-benda di atas disajikan pula beberapa contoh barang hasil kerajinan dari Jepara yang terkenal yaitu:
- Ukir-ukiran
- Tenun ikat tradisional dari desa Troso
- Monel (logam baja putih) yang tidak berkarat atau stenlis steel
- Keramik
- Rotan dan Anyaman bambu.
- Rattan and Bamboo souvenir
Ruang IV
Di ruang ini dapat kita lihat kerangka ikan raksasa “Joko Tuo” yang panjangnya 16 meter dan lebar 2 meter dengan berat 6 ton. Ikan tersebut ditemukan tahun 1989 di Pulau Karimunjawa dalam keadaan mati namun masih ada sisa-sisa dagingnya. Menurut pakar sejarah /arkeologis bahwa ikan ini sebangsa ikan gajah, karena pada bagian kepalanya terdapat semacam gading seperti yang dimiliki hewan gajah serta ada bahasa latin dan spesies khusus untuk hewan tersebut. Namun kebanyakan para pengunjung menyebut ikan itu dengan nama ikan Paus.
Di ruang ini dapat kita lihat kerangka ikan raksasa “Joko Tuo” yang panjangnya 16 meter dan lebar 2 meter dengan berat 6 ton. Ikan tersebut ditemukan tahun 1989 di Pulau Karimunjawa dalam keadaan mati namun masih ada sisa-sisa dagingnya. Menurut pakar sejarah /arkeologis bahwa ikan ini sebangsa ikan gajah, karena pada bagian kepalanya terdapat semacam gading seperti yang dimiliki hewan gajah serta ada bahasa latin dan spesies khusus untuk hewan tersebut. Namun kebanyakan para pengunjung menyebut ikan itu dengan nama ikan Paus.
Lokasi Museum
Alun-alun No.1, Jepara - Jawa Tengah
Telp. (0291) 591492 / Pesawat 354
Alun-alun No.1, Jepara - Jawa Tengah
Telp. (0291) 591492 / Pesawat 354
Transportasi
Jarak tempuh dari Bandar udara : 120 Km
Jarak tempuh dari Pelabuhan Laut : 100 Km
Jarak tempuh dari Terminal Bus : 90 Km
Jarak tempuh dari Stasiun KA : 95 Km
Jarak tempuh dari Bandar udara : 120 Km
Jarak tempuh dari Pelabuhan Laut : 100 Km
Jarak tempuh dari Terminal Bus : 90 Km
Jarak tempuh dari Stasiun KA : 95 Km
Harga Karcis Masuk
a. Dewasa : Rp 1.000,-
b. Anak-anak : Rp 500,-
c. Rombongan : Dipotong 50 %
d. Libur Dewasa : Rp 1.500,-
e. Libur Anak-anak : Rp 1.000,-
a. Dewasa : Rp 1.000,-
b. Anak-anak : Rp 500,-
c. Rombongan : Dipotong 50 %
d. Libur Dewasa : Rp 1.500,-
e. Libur Anak-anak : Rp 1.000,-
Fasilitas
Luas Tanah / Luas Bangunan : 5.210 m2 / 910 m2
- Ruang Pameran Tetap
- Ruang Auditorium
- Ruang Perpustakaan
- Ruang Administasi
Luas Tanah / Luas Bangunan : 5.210 m2 / 910 m2
- Ruang Pameran Tetap
- Ruang Auditorium
- Ruang Perpustakaan
- Ruang Administasi
Organisasi
Jumlah Pegawai 7 orang
Kepala Museum : 1 orang
Bimbingan Edukasi : 2 orang
Tenaga Administrasi : 2 orang
Keamanan : 1 orang
Cleaning Service : 1 orang
Jumlah Pegawai 7 orang
Kepala Museum : 1 orang
Bimbingan Edukasi : 2 orang
Tenaga Administrasi : 2 orang
Keamanan : 1 orang
Cleaning Service : 1 orang
0 komentar