BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kaum muslimin memaklumi, bahwa bahasa Arab
adalah bahasa Al-Qur’an. Setiap orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran
Islam yang sebenarnya dan lebih mendalam, tiada jalan lain kecuali harus mampu
menggali dari sumber asalnya, yaitu Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Oleh
karena itu, menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka
yang ingin memahami Al-Qur’an, hukumnya fardhu ‘ain.
Kaidah-kaidah bahasa Arab dibahas
lebih rinci sehingga dapat membantu para pembaca untuk lebih memahami kaidah-kaidah
bahasa Arab dan diharapkan lebih membantu dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an
dan hadits-hadits Nabi.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian isim nakirah?
2.
Bagaimana
pembagian isim nakirah?
3.
Apa
pengertian isim ma’rifat?
4.
Bagaimana
pembagian isim ma’rifat?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Isim Nakirah
النكرة اسم يدل على شيئ غير معين
|
Pengertian Isim Nakiroh Menurut Para Ahli
1) Menurut Ali Jarim dan Musthofa Amin ( 1996 :
115 )
النكرة اسم يدل
على شيئ غير معين
“ Isim nakirah adalah isim yang menunjukkan benda yang tidak ditentukan. ”
2)
Menurut Muhammad bin Malik al-Andalusiy ( tt.: 14 )
نكرة قابل ال معثّرا او واقع موقع ما قد ذكر
“ Isim nakirah yaitu kalimah isim yang bisa menerima al, yang memberi atsar
(menyebabkan) kema’rifatan isim tersebut, atau kalimah isim yang menempati
tempatnya isim lain yang menerima al. ”
3) Menurut Muhammad Ar-Rainiy ( tt. : 58 )
والنكرة كلّ اسم
شائع فى جنسه لا يختصّ
به واحد دون اخر وتقريبه
كلّ ما صلح الألف واللام عليه نحو الرجل
والغلام دخول
“ Isim nakirah
adalah setiap isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan sesuatu
perkara dan lainnya. Singkatnya ialah setiap isim yang layak dimasuki alif dan
lam, contohnya adalah lafadz الرجل
dan الغلام
(asalnya adalah رجل
dan غلام
). ”
4)
Menurut
Muhammad ibn Ahmad al-Bari al-Ahdali, Al-Kawakib
al-Durriyah syarah Mutammimah Jurumiyah,
والنكرة كل اسم شائع في
جنسه لا يختص به واحد دون آخر وتقريبه كل ما صلح دخول الألف واللام علي ه نحوالرجل والغلا
‘’Isim nakirah adalah isim yang
jenisnya umum, menunjukkan sesuatu yang tidak
tertentu atau belum tertentu atau setiap isim yang pantas
kemasukan alif dan lam. Lebih ringkasnya isim nakirah adalah isim yang
menunjukkan sesuatu yang belum jelas pengertianya’’
B. Isim-isim yang tergolong dalam isim nakiroh
Isim-isim yang tergolong dalam isim
nakiroh adalah setiap isim yang dimasuki aif dan lam yang
menjadikan isim tersebut ma`rifat .Sedangkan isim-isim yang
jika dimasuki alif dan lam tidak menjadikannya ma’rifat ( tidak berpengaruh
terhadap kema’rifatan isim tersebut) maka tidak termasuk isim nakiroh
C.
Pengertian
Isim Ma’rifat
Secara etimologi, kata ma’rifah (معرفة) merupakan bentuk masdar (derivasi)
dari kata عرف-يعرف- معرفة yang memiliki
arti pengetahuan atau jelas. Dengan demikian, isim ma’rifah berarti isim yang
sudah jelas pengertiannya
Menurut Ali Jarim & Musthofa Amin ( 1996 : 115 )
المعرفة اسم يدل
على شيئ معين
“ Ma’rifat yaitu suatu isim yang
menunjukkan pada suatu benda tertentu.”
Menurut Prof. Dr. H. Chatibul Umam ( tt.: 15 )
وغيره معرفة كهم وذي وهندى وابني والغلام والذي
“ Selainnya isim nakirah dinamakan isim ma’rifah, yang pembagiannya ada enam, yaitu: isim dhamir (hum), isim isyarah (dzi), idhafah (ibni), isim yang kemasukan al (al-ghulam), isim maushul (alladhi).”
Isim Ma’rifat
adalah
ما دل على معين
Lafadz
yang menunjukkan benda tertentu.
Pembagian Isim Ma’rifat
D.Pembagian Isim Ma’rifat
1. Isim ‘Alam
Kaidah:
القاعدة
العلم اسم معرفة سمى به شخص أومكان أوحيوان أو أي شيئ اخر
Alam, yaitu isim ma’rifat yang digunakan untuk menamai orang, tempat,
hewan, atau benda-benda lain[2][4].
|
Dan isim ‘alam itu terbagi pula pada isim, kunyah dan
laqab. Yang dimaksud dengan kunyah yaitu setiap sebutan nama atau
panggilan yang tersusun dari dua kata dengan cara idhafat. Dan laqab
yaitu setiap panggilan yang menunjukkan ketinggian martabat atau
merendahkannya.[3][5]
2. Isim Dhamir
Isim dhamir yaitu isim kata ganti untuk
pembicara atau orang pertama, dan untuk orang yang diajak bicara atau orang
kedua, seperti : انا = saya,
dan انت = engkau (lk), dan untuk orang ketiga هو = dia
(lk).[4][6]
Dan dhamir itu terbagi kepada dua bagian, yaitu:
1.
Dhamir bariz
2.
Dhamir mustatir
Yang dimaksud dengan dhamir bariz
adalah dhamir yang ada bentuknya (berupa lafadz) seperti ( ت
) pada فهمت . Dan dhamir mustatir adalah dhamir yang
tidak ada bentuknya (tidak tampak berupa lafadz), melainkan hanya dalam
pemahaman saja, seperti dhamir pada fi’il فهم dhamirnya هو
. Dan dhamir bariz itu
terbagi pada munfashil dan muttashil. Dhamir
munfashil yaitu dhamir yang tampak karena berdiri sendiri dalam pengucapan,
seperti انا = saya, dan نحن = kita. Dan dhamir muttashil yaitu dhamir
yang tampaknya seakan-akan merupakan bagian atau suku kata dari kata-kata
sebelumnya seperti ( ت
) pada فهمت dan
( ا ) pada فهما .
3. Isim Mubham
Yang dikehendaki adalah isim isyaroh dan isim
maushul, dikarenakan makna keduanya yang samar (mubham), yang
bisa tertentu dengan melalui isyaroh dan shilah.[5][7]
1. Isim Isyaroh
Yaitu isim yang dicetak
untuk perkara yang diisyarohi yang tampak dengan jari (telunjuk) dan sesamanya.
Contoh
: هذا, هذه , هؤلاء
2.
Isim Maushul
Yaitu isim yang
menunjukkan sesuatu/seseorang yang tertentu dengan cara menyebutkan suatu
kalimat sesudahnya yang disebut selatul-maushul.[6][8]
Dan lafadz-lafadznya adalah :
الذى : yang
digunakan untuk seorang laki atau sesuatu jenis
mudzakkar
اللذان / اللذين : yang
digunakan untuk dua orang/benda jenis mudzakkar
الذين/ الأولى : yang
digunakan untuk jama’ manusia mudzakkar
التى : yang digunakan untuk seorang perempuan atau sejenis
muannats
اللتان / اللتين : yang digunakan untuk dua orang/benda
jenis muannats
اللاتى / اللائ : yang
digunakan untuk jama’ manusia muannats
4. Isim-isim yang dimasuki أل
Yaitu isim yang dimasuki أل
dan memberikan pengertian
ketentuan bagi isim tersebut. Seperti : السيف = pedang itu
القلم = pena itu
5. Isim yang di idhofahkan pada isim ma’rifat
Yaitu isim-isim yang di idhofahkan
pada salah satu dari isim-isim ma’rifat yang di muka maka terjadilah ma’rifat
dengan itu :
Contoh:
قلم محمود =
Di idhofahkan pada Isim Alam
قلم هذا = Di
idhofahkan pada Isim Isyaroh
قلمك =
Di idhofahkan pada Isim Dhamir
قلم الرجل = Di idhofahkan pada lafadz yang dimasuki
Al
قلم الذى كتب = Di
idhofahkan pada Isim Maushul
6. Isim ma’rifat dengan sebab Nida’
Yaitu isim munada’ yang ditentukan maksudnya,
maka dengan sebab itu jadilah isim ma’rifat (isim munada’ yaitu isim yang
diseru dengan kata seru يا
).
Contoh
:
يا رجل =
Hai! Bung!
يا غلام =
Hai nak!
2.3
Pengaplikasian isim ma’rifat dan isim nakirah didalam bentuk
kalimat
A. Contoh-contoh dari Isim Ma’rifat
1.
Contoh dari Isim Alam :
ابو بكر يذهب الى
السوق- = Abu bakar sedang pergi ke pasar
هارون الرشيد يشتري
الرز- = Harun Ar-Rasyid sedang membeli beras
6
2.
Contoh dari Isim Dhamir :
-
انا موظف =
Saya adalah seorang pegawai
-
بيتها فسدة =
Rumahnya(pr) itu rusak
3.
Contoh dari Isim Mubham
a. Contoh dari Isim Isyaroh :
- هذا كوب
= Ini adalah sebuah gelas
- هذه خزانة =
Ini adalah sebuah Almari
- اولاء الصائمون = Mereka adalah orang-orang yang berpuasa
b. Contoh dari Isim Maushul :
- اكرم الذى علمك = Muliakanlah orang yang telah
mengajarkan engkau
- اكرم الذين علماك =
Muliakanlah orang yang telah
mengajarkan engkau
-
اكرم الذين علموك = Muliakanlah orang yang telah
mengajarkan engkau
Dari
ketiga contoh tersebut memiliki arti yang sama, namun berbeda cara penempatan
dan kedudukannya.
4.
Contoh dari Isim-isim yang dimasuki أل :
- الدكان فسيح = Toko itu luas
- المستشفى فسدة = Rumah sakit itu rusak
7
5.
Contoh dari Isim yang di idhofahkan pada isim ma’rifat
- بيت عائشة ضيقة = Rumah Aisyah itu sempit
- جدار ذلك واسخ =
Dinding itu kotor
6.
Contoh dari Isim ma’rifat dengan sebab Nida’ :
- يا احمد ارجع الى بيتك =
Hai Ahmad! Pulanglah ke
rumahmu!
- يا فاطمة ا كنسى فناء بيتك =
Hai Fatimah! Sapulah Halaman
Rumahmu!
B. Contoh dari Isim Nakirah :
-
( Didalam
laci itu ada buku) = فى الدرج كتاب
-
( Seorang laki-laki menanyakan
ayahku) = سأل رجل عن والدى
-
( Muhammad merobek kertas ) = مزق محمد ورقة
Keterangan :
Apabila kita perhatikan setiap isim dalam
kalimat-kalimat di atas, kita akan melihat bahwa kata كتاب (buku),
رجل (seorang laki-laki), ورقة (kertas),
ia tidak menunjukkan kepada benda tertentu yang sudah kita kenal. Isim seperti
ini disebut dengan Isim Nakirah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Isim Ma’rifat, yaitu suatu isim yang menunjukkan
pada suatu benda tertentu yang bersifat khusus, dan Isim Nakirah, yaitu suatu
isim yang tidak menunjukkan pada suatu benda tertentu yang bersifat umum. Di samping
itu, macam-macam Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah antara lain:
Isim Ma’rifat terbagi menjadi 7 macam, yaitu:
Isim Alam, Isim Isyaroh, Isim Maushul, Isim Dhamir, Isim-isim yang dimasuki
Alif dan Lam, Isim yang di idhofahkan pada isim ma’rifat dan Isim Ma’rifat
dengan sebab Nida’. Dan Isim Nakirah tidak ada pembagiannya atau
macam-macamnya.
B.
Saran
Untuk bapak/ibu guru yang akan mengajar
materi ini,hendaknya tidak menerangkan
terlalu cepat karena materi tersebut harus benar-benar dipahami dengan
detail. Usahakan agar murid-murid paham semuanya,dan kalau bisa diberi PR untuk
lebih memahami materi mubtada’ dan khobar tersebut.
C.
Penutup
Alhamdulillah
makalah ini telah selesai saya buat. Saya mengakui makalah ini banyak
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
- Thalib, Drs. Muhammad, Tata Bahasa Arab 2
Terjemah ANNAHWUL WADHIH Ibtidaiyyah, (Bandung:PT Al Ma’arif), 2002
- Umam, Prof. Dr. H. Chatibul dkk, Kaidah Tata
Bahasa Arab, (Jakarta:Darul Ulum Press), 2010
- Anwar, K.H. Muhammad, Ilmu Nahwu,
(Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo), 2009
- Shofwan, M.Sholihuddin, Pengantar Memahami
Al-Jurumiyyah, (Lirboyo:Darul Hikmah), 1999
- Syaekhuddin, Ahmad dkk, Belajar Bahasa Arab,
(Jakarta:Penerbit Erlangga), 2009
0 komentar